Media-Islam - Hal
yang harus kita perhatikan sungguh-sungguh adalah kebohongan yang dilakukan
anak-anak. Dan ini akan memakan waktu sangat lama sebelum kita bisa mengatasi
kebohongan itu. Anak-anak suka berbohong dan mereka mengelak dengan mengatakan
bahwa mereka tidak bohong. Mereka berkata “Aku tidak mengatakannya! Aku
bersumpah!” Anda berkata “Tapi mama ada disana mendengarmu mengatakannya.” Dia
mengelak, “Tidak.” Anda berkata “Aku merekamnya. Ini videonya.” Dia tetap
mengelak “Aku tidak mengatakannya. Sumpah tidak.” Mereka menonton videonya dan
tetap tidak mau mengaku.
Anda tahu kenapa itu
terjadi? Itu terjadi karena ketika pertama kali mereka berbohong, dan saat itu
mereka mengakui kebohongannya, namun anda langsung membentak mereka. Jadi
ketika pertama kalinya anda meminta mereka berkata jujur dan anak anda
mengakuinya, anda pun langsung memarahinya. Akhirnya mereka berpikir bahwa
ketika mereka ketahuan berbohong, mereka akan dimarahi. Itulah mengapa mereka
tidak mau mengakui kesalahan mereka lagi.
Jadi yang pertama anda harus
menghentikan itu. Anda tidak boleh memberi hukuman tambahan atas sesuatu yang
telah terjadi, yang telah membuat anda marah. Jadi sang ibu marah karena
anaknya berbohong, atau karena anaknya melakukan sesuatu yang buruk. Kemudian
dia marah karena anaknya berbohong tentang hal itu. Kemudian ibunya marah
karena ketika dia berkata “Katakan sejujurnya, aku memberimu satu kesempatan
lagi padamu, apakah kau melakukannya?” Anaknya menjawab “Tidak.”
“Oke, aku akan bertanya
sekali lagi sebelum aku memberitahu ayahmu. Sekali lagi.”
“Aku tidak melakukannya,
tidak melakukannya, tidak melakukannya.” Kemudian anaknya masuk kamar dan
menangis.
“Aku tidak melakukannya,
tidak melakukannya.” Dia terus berkata begitu. Dan anda pun bertanya-tanya:
“Bagaimana caranya mengatasi ini?” Dan anda berkata “Aku tahu kau melakukannya.
Kau bahkan membuatku lebih marah lagi.” Dan ketika anda menjadi lebih marah,
anak anda menjadi lebih defensif tidak mau mengaku. Pada akhirnya anda pun
menjambak-jambak rambut anda. Ketika suami anda pulang, anda berkeluh-kesah
“Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dengan anak ini. Dia berbohong tapi
tidak mau mengaku.” Dan suami anda bertanya “Apakah kamu berbohong pada ibu?”
Si anak menjawab “Tidak.” Dia tetap tidak mau mengaku.
Bagaimana kita mengatasi hal
ini? Yang pertama harus dilakukan adalah anda harus mempercayai anak anda,
meskipun anda tahu dia berbohong. Katakanlah “Aku percaya padamu. Dan kamu
tidak akan berbohong padaku. Kamu berjanji kemarin bahwa kamu tidak akan
berbohong.” Dan teman-temannya yang lain langsung “Tapi dia bohong tante?!”
Katakan pada mereka “Aku mempercayainya. Tidak apa-apa, dan kalian juga tidak
berada dalam masalah...”
Dan biarkan anak anda
berbohong seperti itu 3 atau 4 kali. Tebak apa yang akan terjadi. Anak-anak
secara alami tidak jahat. Kebaikan adalah sifat alami mereka. Jadi ketika
mereka melakukan suatu hal yang buruk, dan anda tidak menghukumnya, maka mereka
punya kesempatan untuk bertanya pada hati nurani mereka.
Jika anda menghukum mereka
karenanya, maka mereka tidak menanyakan hati nurani karena mereka telah
mendapatkan hukuman atas hal itu. Ketika mereka mendapat hukuman, mereka tidak
menyesal, karena mereka melakukan suatu keburukan dan mereka telah membayar
harganya. Pilih-pilihlah, anda tidak perlu menghukum mereka setiap kali berbuat
salah. Katakanlah “Aku percaya padamu. Kamu tidak melakukannya. Aku tahu
temanmu pasti salah paham. Jadi tidak apa-apa, kamu tidak dalam masalah.”
Anda tahu apa yang akan
terjadi seiring berjalannya waktu? Pada akhirnya anak anda akan menghampiri
anda dan berkata “Mama, aku ingin memberitahumu sesuatu. Aku sebenarnya yang
melakukannya.” Ketika anak anda sudah mengakuinya, maka tenangkanlah dan
nasihati dirinya. Katakan padanya “Tak apa-apa kok... Aku masih mempercayaimu.”
Dan apa yang anda lakukan
ini akan menjauhkan sifat defensif seorang anak. Tapi butuh waktu lama untuk
berhasil melakukan ini. Anda tidak akan berhasil melakukan ini pertama kalinya.
Memang kadang terasa sulit untuk memaafkan kebohongan anak-anak kita ya?
Terlebih lagi jika mereka menyakiti anak orang lain. Dan anda harus memanggil
anak yang disakiti anak anda, dan bicaralah padanya “Aku juga mempercayaimu. Aku
tidak marah padamu. Dan aku tahu dia melakukan sesuatu yang salah, tapi kau
tidak boleh merasa senang jika dia mendapat hukuman.”
Itu juga harus diperhatikan.
Ada anak yang senang melihat anak lainnya kena hukuman. Dan mereka menjadi
terbiasa dengan itu. Pada suatu hari, keluarga saya baru saja kembali dari
Skotlandia. Dan anak saya yang paling kecil menghampiri saya dan berkata “Kau
tahu ayah, temanku menarik telingaku waktu itu.” Saya berkata “Kapan?” Dia
berkata “Tidak tahu, pokoknya pernah.” Saya bertanya “Kamu mau aku melakukan
apa?” “Hukum dia”, katanya. Saya tanyakan, “Apakah itu membuatmu senang.”
“Iya”, jawabnya.
Terkadang anak-anak
melakukan itu, mereka senang melihat anak lainnya dihukum. Dan anda juga tidak
mau hal itu terjadi. Namun dengan balita, dengan anak umur 2-3 tahun tidak
mengapa, karena anda ingin membuat mereka tertawa. Misalnya anda memanggil anak
yang lebih tua dan berpura-pura menamparnya beberapa kali, dan anda memintanya
untuk berkata “Aw!” Jadi dia berakta “Aw! Aw! Sakit.” Lalu anda dengan bercanda
bertanya pada anak anda yang balita, “Apakah sekarang kau senang?” “Ya, aku
senang, hehehe!” Itu tidak mengapa. Tapi dengan anak-anak yang lebih tua, jika
mereka senang ketika anak lain dihukum, maka itu adalah masalah. Itu adalah kelakuan
yang patut dihukum.
Tanyakan padanya “Kenapa kau
senang? Apa untungnya bagimu?” Jadi kebohongan adalah proses jangka panjang
untuk menyembuhkannya. Anda tidak bisa menghapuskan kebohongan dari diri
seorang anak dengan cepat. Terlebih lagi karena mereka tidak lagi menganggapnya
sebagai kebohongan. Mereka hanya melihatnya sebagai cara menyelamatkan diri.
Dan ketika anak-anak sering berbohong, anda tahu apa yang terjadi? Mereka
lama-lama bisa mempercayai kebohongan itu sendiri. Mereka menjadi seorang pemain
sandiwara yang suka berbohong.
Mudah-mudahan tips di atas
bermanfaat bagi para pembaca.
EmoticonEmoticon