Manusia diciptakan oleh allah swt di alam ‘azali melalui dua zat dasar, yaitu ruh (q.s. 32: 9, 15: 29), dan tanah (q.s. 32: 7-8, 15: 28),
Allah swt menciptakan manusia dengan membekali tiga
potensi dasar, yaitu :
Hati untuk diisi tekad. (q.s. 18: 29)
Akal untuk diisi ilmu. (q.s. 17: 26, 67: 10)
Jasad untuk beramal. (q.s. 9: 105)
Dengan ketiga potensi dasar tersebut, manusia diberi
amanah untuk beribadah hanya kepada allah swt (q.s. 93: 72) dan menjadi
khalifah di bumi (q.s. 2: 31). Jika manusia melakukan dua amanah tersebut, maka
manusia akan mendapaatkan balasan dari allah swt, baik berupa jannah atau naar
(q.s. 95: 8, 16: 97, 84: 25)
Makna manusia
Para ulama mendefinisikan manusia sebagai :
Makhluk yang dimuliakan dan diberi tugas : beban untuk
melakukan amanah (ibadah dan khalifah) dan diberi kebebasan untuk memilih dan
nanti akan di beri balasan atas pelaksanaan amanah allah swt tersebut
Hakekat manusia
Hakikat manusia sebagai makhluk : berada dalam fitrah
(q.s. 30: 30), bersifat lemah (q.s. 4: 28), bodoh jika tidak mendapat hidayah
allah swt (q.s. 33: 72) dan faqir akan rezeki dan hidayah-nya (q.s. 3: 65, 14)
Manusia dimuliakan oleh allah swt atas segala ciptaan-nya
karena diberikan tiga hal : ditiupkan ruh (q.s. 32: 9), diberikan kelebihan
potensi yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain (q.s. 17: 70), ditundukkannya alam semesta padanya (q.s. 2:
29).
Manusia dibebani : ibadah hanya kepada allah swt (q.s.
51: 56), dan endapatkan amanah menjadi khalifah di bumi (q.s. 2: 30)
Manusia diberi kebebasan memilih apakah ia mau beriman
kepada allah swt ataukah tidak mau beriman dan menjadi kafir (q.s. 90: 10, 76: 3, 18: 29)
Dan atas pilihan yang diambilnya, manusia akan
mendapatkan balasan, syurga (q.s. 32: 19) atau neraka (q.s. 32: 20)
Jenis manusia dalam al-qur’an
Allah swt memberikan amanah kepada manusia. Mengapa ?
Karena allah swt memberikan kelebihan kepada manusia. Ada dua jenis kelompok
manusia dalam melakukan amanah tersebut, :
Kelompok pertama, adalah kelompok yang menjalankan amanah
disebut khalifah (wakil allah swt), sebagai wakil ia harus paham:
Ia adalah bukan penguasa bumi yang sebenarnya. (q.s. 24:
25)
Ia harus menggunakannya sesuai perintah dan keinginan
yang diwakilinya (q.s. 76: 30), yaitu allah swt
Ia tidak boleh menentang perintah dari sang penguasa yang
sebenarnya. (q.s. 100: 6-11)
Kelompok kedua, adalah kelompok yang khianat (tidak
menjalankan amanah dengan benar), allah swt menggambarkan kondisi mereka dalam
al-qur’an :
Menjadi tidak bermanfaat seperti kayu yang tersandar
saja. (q.s. 5: 60)
Sistem kehidupan mereka sangat lemah seperti sarang
laba-laba. (q.s. 29: 41)
Hati mereka keras dari zikrullah dan membaca al-qur’an
seperti batu. (q.s. 2: 74)
Akibatnya, mereka sulit mendapatkan lezatnya iman. Mereka
sangat bodoh karena tidakmengenal allah swt secara benar, walaupun menurut
mereka sangat pandai, sehingga :
Seperti keledai yang membawa kitab (q.s. 62: 5)
Mudah digiring kemana-mana seperti binatang ternak. (q.s.
7: 179)
Licik sepert monyet. (q.s. 5: 60)
2 komentar
:-bd
Terima kasi atas tanggapan anda :)
EmoticonEmoticon