Pertanyaan
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ustadz, jika suami istri makin hari makin malas ibadah,
apa yang harus dilakukan pertama kali ?
جَزَاكَ الله خَيْرًا
(Dede SAHABAT BiAS T07 G-48)
Jawaban
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Bismillah
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa
ash hābihi ajma’in
1). Wajib bagi keduanya untuk segera menghadiri majelis
ilmu secara berkala.
Allāh Ta’ālā berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا
مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d :
11).
Karena dengan ilmu itulah mereka akan mendapatkan
pemahaman pentingnya amal shalih, mereka akan mendapatkan ancaman neraka dan
azab yang pedih bagi orang yang tidak melakukan amal shalih. Mereka juga akan
semakin termotivasi dengan janji-janji Allāh bagi hamba-Nya yang bersegera
melakukan amal shalih.
Ini semua hanya bisa didapatkan dengan jalan menuntut
ilmu.
Imam Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menyatakan :
ومن أعظم الجهاد: سلوك طرق التعلّم والتعليـم؛ فإن الاشتغـال
بذلك لمن صحـت نيـتـه لا يوزنه عمل من الأعمال، لما فيه من إحياء العلم والدين، وإرشاد
الجاهلين، والدعوة إلى الخير، والنهي عن الشر، والخير الكثير الذي لا يستغني العباد
عنه؛ فمن سلك طريقاً يلتمس فيه علماً سهل له به طريقاً إلى الجنة
“Dan diantara bentuk jihad yang paling agung adalah
menempuh jalan untuk menuntut ilmu dan mengajarkannya. Karena menyibukan diri
dengan kedua hal tersebut bagi yang lurus niatnya maka tidak bisa ditandingi
oleh amal manapun.
Karena di dalamnya terdapat usaha untuk menghidupkan ilmu
dan agama, menunjuki orang-orang jahil, menyeru kepada kebaikan, mencegah
kemungkaran serta kebaikan yang sangat banyak sekali yang sangat dibutuhkan
oleh semua hamba. Dan barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah
akan mudahkan jalan baginya ke syurga”. (Al-Fatawa As-Sa’diyah, Masalah ke-9
hal. 45).
2). Ia harus berkawan dan berteman akrab dengan
orang-orang yang shalih.
Hindari menonton TV yang hanya mengajarkan gaya hidup
materialistis, ini yang kadang tidak disadari banyak orang. Siaran TV
mempertontonkan bagaimana seseorang berpakaian, bagaimana bergaul, bagaimana
seseorang mengikuti perkembangan zaman dengan memperbanyak berbelanja
barang-barang yang tak dibutuhkan.
Kita digiring untuk lupa perlahan-lahan dengan tanpa kita
sadari, demikian pula tetangga, kawan karib. Apabila kita berkawan dekat dengan
orang-orang yang tidak memiliki kepedulian terhadap akhirat, cita-citanya semua
murni keinginan dunia, dan selalu memperturutkan dahaga terhadap materi.. maka
kita pun akan mengikuti mereka di dalam keburukan.
Allāh Ta’ālā berfirman memerintahkan kita untuk memilih
kawan bergaul dari kalangan orang-orang yang shalih :
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ
وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ
هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang
yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya;
dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas.” (QS Al-Kahfi : 28).
3). Banyak-banyak berdoa dengan doa-doa ma’tsur yang
diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Melantunkan
doa sepenuh hati mengharap kasih sayang Allāh agar berkenan menganugerahkan
hidayah kepada kita.
Karena orang yang tidak melakukan amal shalih hakikatnya
ia sedang dimurkai oleh Allāh Ta’ālā. Berharaplah belas kasih Allāh, dan
bersegeralah beramal shalih. Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan :
قد يبتلى الإنسان بالسراء كالمال العظيم والنساء والأولاد وغير
ذلك فلا ينبغي أن يظن أنه بذلك يكون محبوبا عند الله إذا لم يكن مستقيما على طاعته
، فقد يكون من حصل له ذلك محبوبا ، وقد يكون مبغوضا ، والأحوال تختلف ، والمحبة عند
الله ليست بالجاه والأولاد والمال والمناصب ، وإنما تكون المحبة عند الله بالعمل الصالح
، والتقوى لله والإنابة إليه ، والقيام بحقه ، وكل من كان أكمل تقوى ، كان أحب إلى
الله .
“Manusia kadang diuji dengan kesenangan dengan harta
melimpah, anak dan istri dan lain-lain. Janganlah ia menyangka bahwa hal itu
menjadi tanda ia dicintai oleh Allāh Ta’ālā apabila ia tidak istiqomah
melakukan ketaatan kepada Allāh.
Orang yang mendapatkan kesenangan bisa saja dicintai,
bisa pula ia sedang dimurkai oleh Allāh, kondisinya bisa beragam. Kecintaan di
sisi Allāh tidak ditandai dengan kedudukan, anak-anak, harta dan pangkat. Akan
tetapi kecintaan di sisi Allāh itu ditandai dengan amal shalih, dengan
bertaqwa, dengan bertaubat, dengan menunaikan hak-hak Allāh, semakin sempurna
ketaqwaan seorang hamba, semakin Allāh mencintainya.”
(Majmu’ Fatawa : 7/147).
Wallahu A’lam
Wabillahit Taufiq
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
Tanya Jawab
Grup WA Bimbingan Islam T07
EmoticonEmoticon