Media-islam - Kesempurnaan Agama Islam
Hukum yang diturunkan Allah
Swt, berfungsi sebagai pedoman hidup manusia yang lengkap dan sempurna dalam
hubungannya dengan Allah, dengan sesama muslim, dengan sesama manusia, dengan
alam, dan dengan kehidupan. Kesempurnaan ini tidak dapat kecuali di dalam
Islam.
Islam menjelaskan tentang
cara ibadah mahdhoh seperti thoharoh, shalat, puasa, zakat dan haji. Tata cara
ibadah ghoiru mahdhoh seperti menikah, bekerja, berakhlak, jual beli dan
lain-lain.
Allah memerintahkan manusia
untuk menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh, kuat ibadahnya, benar
ibadahnya, dan karimah akhlaknya. Allah Swt berfirman dalam QS Al Baqarah: 208:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya: “Hai orang-orang
yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu”
B.Pengertian Ibadah
Secara etomologis berarti
merendahkan diri serta tunduk. Diambil dari kata ‘ abada, ya’budu, ‘abdan,
fahuwa ‘aabidun. ‘Abid, berarti hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak
memiliki apa-apa, sampai dirinya sendiri milik tuannya, sehingga karenanya
seluruh aktifitas hidup hamba hanya untuk memperoleh keridhaan tuannya dan
menghindarkan murkanya.
Manusia adalah hamba Allah
“‘Ibaadullaah” jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di tangan Allah, rizki
miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk ibadah atau menghamba kepada-Nya:
وما خلقت الجن والانس الا ليعبدونِ الذريات
Tidak Aku ciptakan Jin dan
Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS. 51(al-Dzariyat ): 56).
Sedangkan menurut
terminologi (istilah) adalah suatu ketaatan yang dilakukan dan dilaksanakan
sesuai perintah-Nya, merendahkan diri kepada Allah SWT dengan kecintaan yang
sangat tinggi dan mencakup atas segala apa yang Allah ridhai baik yang berupa
ucapan atau perkataan maupun perbuatan yang dhahir ataupun bathin.
C.Jenis ‘Ibadah
1.‘Ibadah Mahdhah
Artinya penghambaan yang murni hanya merupakan
hubungan antara hamba dengan Allah secara langsung.
Jenis ibadah yang termasuk
mahdhah, adalah :
1. Wudhu,
2. Tayammum
3. Mandi hadats
4. Adzan
5. Iqamat
6. Shalat
7. Membaca al-Quran
8. I’tikaf
9. Shiyam ( Puasa )
10. Haji
11. Umrah
12. Tajhiz al- Janazah
2. Ibadah Ghairu Mahdhah
yaitu ibadah yang di samping
sebagai hubungan hamba dengan Allah juga
merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya.
Ibadah yang termasuk Ibadah
ghairu mahdhah, adalah:
a. I’tikaf
Berdiam di masjid untuk
berdzikir kepada Allah.
b. Wakaf
Wakaf menurut bahasa berarti
menahan sedang menurut istilah wakaf ialah memberikan suatu benda atau harta
yang kekal zatnya kepada suatu badan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
masyarakat.
c. Qurban
Qurban secara bahasa berarti
dekat, sedang secara istilah adalah menyembelih hewan yang telah memenuhi
syarat tertentu di dalam waktu tertentu yaitu bulan Dzulhijjah dengan niat
ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah.
d. Shadaqah
Shadaqah adalah memberikan
sesuatu tanpa ada tukarannya karena mengharapkan pahala di akhirat.
e. Aqiqah
Aqiqah dalam bahasa arab
berarti rambut yang tumbuh di kepala anak/bayi. Istilah aqiqah kemudian
dipergunakan untuk pengertian penyembelihan hewan sehubungan kelahiran bayi.
B. Habblu Minallah dan Hablu
Minallah
1. Pengertian Habblu
Minallah
Hablum minallah , maknanya
ialah perjanjian dari Allah. Yaitu masuk Islam atau beriman dengan Islam
sebagai jaminan keselamatan bagi mereka di dunia dan akherat. Atau tunduk
kepada pemerintahan Muslimin dengan jaminan dari pemerintah itu sebagaimana
yang diatur oleh Syari’ah dalam perkara hak dan kewajiban orang kafir dzimmi
(yaitu orang kafir yang menjadi warga negara Islam) untuk mendapatkan jaminan
perlindungan hak-haknya sebagai manusia di dalam kehidupan dunia saja, dan
mendapat ancaman adzab di akhirat. (Lihat Tafsir At-Thabari , Tafsir Al-Baghawi
, dan Tafsir Ibnu Katsir tentang pengertian surat Ali Imran 112)
Hubungan manusia dengan
Allah. Pengabdian manusia bukanlah untuk
kepentingan Allah, karena Allah tidak berhajat (butuh) kepada siapa pun,
pengabdian itu bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada fitrahnya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an :
Q.S. Ar-Ruum (30): 30 yang
artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui”
Q.S. Adz-Dzariat (51): 56
yang artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembahku”.
Q.S. Al-Bayyinah (98): 5
yang artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan
mereka menjalankan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah orang-orang
yang lurus”.
2. Cara menjalin hubungan dengan Allah
1) Beriman dengan Allah SWT
menyembah-Nya dengan
melaksanakan sholat fardhu lima waktu dan beramal sholih sesuai dengan tuntunan
Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Tidak akan terjalin hubungan yang baik dengan
Allah SWT, apabila kita tidak mau beriman dengan Allah SWT, tidak mau beramal
sholih sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, dan juga tidak mau
melaksanakan sholat fardhu lima waktu.
2) Menjahui syirik
Menyekutukan Allah (syirik)
adalah perbuatan dosa yang amat besar
dan sangat dimurkai Allah. Menyembah selain Allah, mengakui adanya tuhan yang
lain selain Allah, maka itu adalah syirik, sedangkan orang yang melakukan
perbuatan syirik disebut musyrik.
3) Berprasangka baik kepada Allah
Yakinilah olehmu bahwa Allah
Maha Baik, Allah Maha Adil, Allah Maha Pengasih, Allah Maha Penyayang, Allah
Maha Bijaksana, Allah Maha Dekat, Maha Mengabulkan Doa, Maha Memberi Rezeki.
Sub-haanallaah, Allah tidak akan pernah menzolimi (menganiaya) makhluknya.
4) Bersyukur atas seluruh nikmat Allah SWT dan
bersabar atas cobaan Allah SWT atas diri
kita.
Bukti bahwa kita bersyukur
dan bersabar atas ketentuan Allah SWT atas diri kita ialah kesungguhan dan
kecintaan kita untuk selalu dapat melaksanakan sholat fardhu lima waktu hingga
akhir hayat kita, baik dalam keaadaan susah maupun senang, baik dalam keadaan
lapang maupun sempit, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
5) Yakin dan Tawakkal kepada Allah yang maha
baik, serta bergantung dan berharap sepenuhnya hanya kepada Allah. Hasbunallaah
wani’mal wakiil, ni’mal maulaa wani’man nashiir (Cukuplah Allah bagi kami,
Allah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong).
6) Berdo’alah kepada Allah. Semoga Allah
melimpahkan semua kebaikannya kepada kita,di mana dengan kebaikan-Nya itu kita
dibimbing untuk melakukan hal-hal yang terbaik dan diridhoi oleh Allah SWT.
Hanya kepada Allah kita menyembah dan menghambakan diri, hanya kepada Allah
kita memohon pertolongan.
B. Hablu Minannas
1. Pengertian Hablu Minannas
Hablumminannas ialah
amalan-amalan lahir manusia yang termasuk dalam bidang-bidang muamalat
(kerja-kerja yang ada hubungannya dengan masyarakat), munakahat (persoalan
kekeluargaan) dan jinayah serta tarbiyah Islamiyah, soal-soal siasah,
fisabilillah, jihad dan persoalan linkungan beserta isinya.
Firman Allah swt dalam Q.S.
An Nisaa’ 36
Allah menerangkan tentang
kriteria manusia yang harus diperlakukan secara ihsan ( baik ) : 1. Kedua orang
tua, 2. Sanak Famili, 3. Anak Yatim, 4. Orang miskin, 5. Tetangga yang dekat
dan 6. Tetangga yang jauh. 7. Teman sejawat. 8. Ibnu sabil ( anak jalan ). 9.
Hamba sahaya.
Mengapa demikian rinci Allah
menjelaskan?, ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan dengan manusia sangat
penting dilakukan. Bahkan pada ahir ayat dicantumkan Allah tidak suka pada
orang yang sombong dan membanggakan.
2. Cara menjalin hubungan dengan Manusia
1. Memberikan salam
Mengucapkan salam itu sunnah
dan menjawabnya wajib. Dalam menjawab salam boleh melebihkan dan tidak boleh
menguranginya. Barang siapa yang biasa menyebarkan salam, maka akan timbul
kasih sayang dan dimudahkan ke dalam syurga, seperti disabdakan oleh Rasulullah
SAW : “Kamu tidak akan masuk ke dalam surga hingga beriman dan kamu tidak
beriman hingga saling mencintai diantara kamu. Sukakah saya tunjukkan sesuatu
yang jika kalian kerjakan akan timbul saling cinta diantara kamu, sebarkanlah
salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
Salam adalah doa. Salam
bukalah ucapan basa-basi atau sekedar sopan santun seperti ucapan “Selamat
Pagi”. Bila kita mengucapkan salam, sadarilah bahwa kita sedang mendo’akan
saudara kita, mengharap kebaikan dan kesejahteraannya.
2. Memenuhi undangan
Hukum memenuhi undangan
seorang muslim adalah disyari’atkan, tanpa adanya perselisihan di antara para
ulama. Namun hal ini dengan syarat: (1) orang yang mengundang adalah seorang
muslim, (2) orang yang mengundang tidak terang-terangan dalam berbuat maksiat,
dan (3) tidak terdapat maksiat yang tidak mampu dihilangkan dalam acara yang
akan dilangsungkan.
Akan tetapi, mayoritas ulama
berpendapat bahwa undangan yang wajib dipenuhi hanya undangan walimahan
(resepsi pernikahan). Sedangkan undangan selain walimahan hanya dianjurkan
(tidak wajib) untuk dipenuhi.
3. Meminta nasihat kepadamu maka berilah ia
nasihat,
4. Mendoakan yang bersin
5. Menjenguk apabila sakit
6. Mengiringi jenazah
Dasar tersebut di atas mengacu pada hadist Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله
عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم: “حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إذَا لَقِيْتــَهُ فَسَلِّمْ
عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاك فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَك فَانْصَحْهُ،
وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ، وَ إِذاَ مَرِضَ
فَعُدْهُ، وَإِذاَ ماَتَ فاتـْبَعْهُ
Dari Abu Hurairah ra ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda:“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu
ada enam, yaitu: jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika ia
mengundangmu maka penuhilah undangannya,) jika ia meminta nasihat kepadamu maka
berilah ia nasihat, jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka
do’akanlah ia dengan Yarhamukallah (artinya = mudah-mudahan Allah memberikan
rahmat kepadamu), ika ia sakit maka jenguklah dan jika ia meninggal dunia maka
iringilah jenazahnya”.(HR. Muslim).
Agama Islam adalah agama
yang sangat menekankan terwujudnya persaudaraan dan kasih sayang. Agama Islam
selalu mendorong pemeluknya untuk mewujudkan dan memelihara persaudaraan dan
kasih sayang. Oleh karena itu, Islam mensyariatkan beberapa amalan yang dapat
mewujudkan persaudaraan dan kasih sayang tersebut. Oleh karena itu
Hablumminallah maupun Hablumminannas adalah dua aspek yang tidak dapat
dipisahkan. Kedua hubungan tersebut sama penting dan harus berjalan seimbang.
Referensi:
Faiziah dan Mudhiatus
Syari’ah. 2012. Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA Islam Al Azhar. Jakarta
Selatan: Yayasan Pesantren Islam Al Azhar